Komedian yang kini makin tersohor sebagai sutradara, Jordan Peele, rasa-rasanya seperti dinaungi keberuntungan selain dari skill kemampuan bercerita dan menyutradarai. Setelah film pertamanya Get Out (2017) meraih kesuksesan baik secara box office dan penghargaan naskah terbaik Piala Oscar, disusul Us (2019) yang tidak kalah suksesnya, Peele makin dipercaya untuk kembali menangani film thriller yang banyak diantisipasi kritikus dan penggemar film.
Kali ini Nope adalah proyek terbaru miliknya, yang ditilik dari trailernya memancing rasa penasaran akan ketegangan macam apa lagi yang akan Peele bagikan kepada para penonton. Menggunakan jasa aktor langganannya Daniel Kaluuya yang kali ini ditemani Keke Palmer, Brandon Perea, Steven Yeun dan Michael Wincott.
SINOPSIS
Setelah peristiwa jatuhnya benda-benda logam dari langit yang mencelakai ayahnya, OJ Haywood (Daniel Kaluuya) kehilangan pegangan. Bisnis peternakan kuda-kuda yang biasa disewakan untuk syuting film Hollywood, tidak pernah benar-benar bisa diurus dengan baik oleh OJ dan adiknya Emerald (Keke Palmer). OJ pun terpaksa menjual kudanya ke Ricky ‘Jupe’ Park (Steven Yeun) mantan aktor cilik yang memiliki seni pertunjukan mirip sirkus.
Kesulitan keuangan yang dialami OJ bukanlah hal terberat yang OJ alami, ada sebuah misteri yang menyelimuti peternakannya yang membuat kuda andalannya “Ghost” kabur. OJ pun menemukan kenyataan bahwa ada sebuah benda aneh di langit yang mengincar kuda-kudanya, dan OJ juga menduga ada hubungan dengan penyebab kematian ayahnya. Berbeda dengan OJ yang khawatir akan situasi tersebut, Emerald malah melihatnya sebagai kesempatan emas untuk menjadi kaya dengan merekam aktivitas benda langit itu dan membuatnya viral. Tentu saja benda itu bukanlah benda langit biasa. Alih-alih bikin kaya, malah justru mengancam nyawa.
REVIEW
Formula mutakhir Peele yang dua kali sukses kini coba ia ulang lagi dengan mengangkat kisah karakter keluarga kulit hitam yang sedang menghadapi masalah pelik kala bersinggungan dengan pemangsa di langit yang misterius. Naskah yang ia tulis sendiri seakan menceritakan apa yang akan Peele lakukan saat menghadapi situasi yang sama seperti yang dialami oleh OJ dan Emerald.
Karakter OJ dituliskan sebagai seorang yang kaku dan introvert serta penuh kekhawatiran akan keberlangsungan hidup peternakannya, berbanding terbalik dengan Emerald yang santai, meledak-ledak dan supel menjadikan film yang tergolong slow burn di babak kesatu dan permulaan babak kedua ini sedikit kesulitan dalam mengalirkan ceritanya.
Plot utama kakak beradik Haywood yang mencoba menyingkap misteri sekaligus merekam aktivitas sang pemangsa dari langit berjalan sangat lambat dan memakan banyak durasi di babak pertamanya. Hal ini membuat durasi film yang berdurasi 2 jam 10 menit menjadi terasa makin panjang. Penulis menyarankan agar penonton yang akan menonton film ini agar sedikit bersabar karena apa yang tersaji di tengah babak kedua sampai ke klimaks film akan membayar kesabaran anda.
Selain plot utama ada plot sampingan yang menceritakan kisah masa lalu dari sebuah tragedi di acara TV milik Ricky ‘Jupe’ Park saat kecil dulu. Tragedi yang melibatkan seekor simpanse itu diceritakan Peele dengan baik dan digambarkan agak sadis, hanya saja akan terasa seperti berada di luar film karena penulis kurang bisa menangkap keterkaitannya dengan plot utama. Apakah kaitannya merupakan motif karakter Ricky dewasa atau berkaitan dengan sang pemangsa dari langit, rasanya hanya Jordan Peele yang bisa menjawab pertanyaan itu.
Selain soal naskah yang bisa dipadatkan lagi di babak pertama tidak ada lagi kekurangan yang berarti dalam film ini. Bahkan sisi teknis terasa nyaris sempurna, terutama saat film menginjak waktu malam hari di peternakan yang gelap. Peele bersama penata kamera langganan Christopher Nolan, Hoyte van Hoytema (Interstellar, Tenet, Dunkirk) berkolaborasi dengan baik menghasilkan suasana malam yang sangat jelas di layar tanpa menggunakan pendar cahaya lampu tembak dari sisi manapun. Entah teknologi dan lensa apa yang mereka pakai yang jelas film ini sangat indah menangkap suasana malam di peternakan yang tandus.
Sisi efek visual adalah sisi teknis lain yang patut diacungi jempol. Efek CGI dan praktisnya terasa sederhana namun efektif. Benda terbang yang melayang tanpa suara & angin tornado lokal yang menerbangkan segala macam benda terlihat sangat nyata dan efektif membuat bulu kuduk merinding ikut merasakan kengerian yang dialami para karakter di dalam film.
PSTD, Obsesi dan Insting Liar Makhluk Hidup
Setelah dua film pertamanya banyak menyimpan komentar sosial baik tersirat maupun tersurat, ada sedikit pertanyaan yang mengganjal setelah menonton Nope. Apa komentar atau pesan yang ingin Peele sampaikan lewat film ini. Penulis menangkap beberapa poin seperti rasa trauma yang bisa muncul dan membuat seseorang menjadi terobsesi, serta soal insting liar makhluk hidup yang sekeras apapun coba dikendalikan dan modifikasi, namun tetap ada di dalam diri manusia.
Dua poin tersebut tergambarkan pada karakter Ricky yang traumatik serta peternakan kuda Haywood yang berusaha mengubah kuda-kuda liar menjadi kuda terlatih. Itu adalah dua pesan subtil yang dapat penulis tangkap usai menonton film ini. Hanya saja penulis masih mencerna apa relevansinya dengan kehidupan di dunia saat ini.
SUMMARY
Bukan Jordan Peele namanya kalau tidak menghasilkan film thriller penuh misteri dan ketegangan. Lewat Nope, Peele kembali membuktikan kemampuan storytelling bergenre misteri, dan kali ini dilengkapi skill directing-nya yang makin superior di bidang teknis. Nope meneror dan membangun intensitas penuh rasa penasaran secara perlahan untuk kemudian sampai ke klimaks yang menjawab segala pertanyaan dan misteri, ditutup dengan aksi survival mengerikan, seru dan menegangkan. Nope akan tayang di bioskop Indonesia mulai 17 Agustus 2022.
