Dibuka dengan short movie dari franchise Up, Carl’s Date. Elemental: Forces of Nature akhirnya tayang di Indonesia.
Kita mulai dari Carl’s Date, didapuk menjadi opening short movie Elemental, film animasi menjadi sebuah tribute serta penghormatan terakhir bagi Ed Asner, pengisi suara karakter Mr. Fredricson yang sudah meninggal beberapa waktu yang lalu.
Carl’s Date akan memberikan kalian senyuman, tawa, serta kehangatan, sekaligus rasa sedih karena selain merupakan perpisahan dari Carl Fredrickson dan Dug the Dog yang akan melanjutkan petualangan mereka ke tempat yang “lain” ini juga merupakan epilog dari cerita “UP”.
Jadi buat yang mau nonton short movie ini jangan telat masuk studio ya.
Kembali ke Elemental, film ini bercerita tentang kehidupan Api, Air, Tanah, dan Angin. Mereka semua tinggal di sebuah kota bernama Element City.
SINOPSIS
Mengikuti kisah Ember Lumen (Leah Lewis) gadis elemen api yang mulai mengambil alih tanggung jawab untuk bekerja di toko serba ada milik ayahnya di Element City. Sampai suatu peristiwa menyebabkan pecahnya pipa air di tokonya dan menyebabkan kebanjiran di toko tersebut.
Hal ini menarik perhatian dari Wade Ripple (Mamoudou Athie) inspektur kota dari elemen air yang kemudian berniat menutup toko milik ayah Ember. Ember lalu berhasil membujuknya untuk tidak menutupnya dan mengikuti Wade untuk mencari sebabnya, petualangannya ke berbagai tempat di Element City pada akhirnya membuka pikiran dan mata Ember tentang siapa dia sebenarnya.
REVIEW
Elemental bercerita tentang kehidupan elemen Air, Api, Angin dan Tanah yang tinggal disebuah kota bernama Elemental City, dimana terdapat perbedaan kultur, habit, hingga kesenjangan sosial.
Fokus cerita Elemental lebih kpd elemen Water & Fire, mewakili elemen Fire-Ember Lumen, merupakan anak perempuan yg besar dilingkungan minoritas yg gampang “meledak-ledak” sedangkan elemen Water-Wade Ripple merupakan karakter yg tenang, tinggal di keluarga berada namun cengeng.
Elemental mencoba membicarakan tentang perbedaan, pilihan, serta menghadapi ketakutan. Ya kurang lebih mencerminkan kehidupan manusia diaplikasikan dalam animasi yang menyenangkan.
Walaupun ceritanya mungkin klise, visual animasi Elemental buat penonton sangatlah memanjakan mata karena warna-warna yang beragam, namun cukup disayangkan elemen lain seperti “Angin” dan “Tanah” nya kurang dieksplorasi.
Sama seperti kehidupan kita, Element City juga penuh dengan perbedaan budaya, kebiasaan, hingga ekonomi. Diskriminasi pun terjadi di mana-mana, salah satunya yang dialami keluarga Ember sebagai elemen api.
Mereka tidak bisa bebas bepergian karena bisa membakar elemen di sekitarnya. Elemen api dianggap elemen yang berbahaya, tak heran jika banyak yang menjauhi mereka.
Di tengah kota yang tumbuh pesat, seluruh elemen api memilih untuk tinggal di pinggiran dan hidup bahagia dengan komunitas yang sepenanggungan. Mereka hanya akan pergi ke kota sesekali untuk mengurus dokumen atau menyaksikan pertunjukan.
Berbeda dengan Wade Ripple, elemen air yang penuh ketenangan, hidup bahagia, lahir di keluarga berada, penuh empati, dan easy going. Meskipun ia tahu Ember berbahaya untuknya, Wade tidak ragu untuk membantu Ember, hingga akhirnya mereka saling jatuh cinta.
Menjadi seorang Ember Lumen bukanlah hal yang mudah. Ia adalah anak perempuan tunggal yang tumbuh di lingkungan minoritas. Selama hidup, Ember hanya punya satu cita-cita, yakni meneruskan toko ayahnya. Namun, sejak bertemu Wade, ia melihat banyak hal baru di luar sana, bahkan ia mulai mempertanyakan mimpinya selama ini.
Berbicara tentang Element City, visualisasinya dan animasinya memukau dan apik, di mana kita dapat melihat pemandangan arsitektur dan multikultural dari metropolis fiksi ini yang ditampilkan secara rinci area-area yang ditinggali oleh masing-masing elemen.
Karakter elemennya tidak sekedar terlihat lucu tapi cara mereka bergerak juga dibuat secara cermat sesuai dengan ciri khas elemen-elemennya.
Elemental: Forces of Nature tayang di bioskop Indonesia mulai 21 Juni 2023.


 





 
																								 
																								