BULLET TRAIN (2022) – ACTION KOCAK DAN KONYOL BRAD PITT DI KERETA CEPAT

Kiprah nama besar Brad Pitt di Hollywood sudah berada di level main film apapun akan selalu berakting baik dan diapresiasi para penggemar film. Setelah terakhir tampil hanya sebagai cameo di film Sandra Bullock & Channing Tatum, The Lost City, kini Pitt menjadi bintang utama di film action comedy crime, Bullet Train.

Disutradarai oleh David Leitch (John Wick, Deadpool 2), Brad Pitt tampil gila-gilaan bersama aktor-aktor papan atas seperti Hiroyuki Sanada, Aaron Taylor-Johnson, Brian Tyree Henry, Joey King, Andrew Koji, Zazie Beetz dan Michael Shannon. Film produksi Sony Pictures ini juga menghadirkan aktor berdarah Indonesia Yoshi Sudarso di film blockbuster perdananya.

SINOPSIS

Menggantikan temannya yang sakit perut, Ladybug (Brad Pitt) menerima tugas mudah untuk mencuri sebuah koper di sebuah kereta cepat. Tugas yang mudah pun segera ia selesaikan tanpa Ladybug ketahui bahwa koper tersebut adalah milik White Death, seorang bos kriminal besar yang mengutus dua hitman berjuluk Tangerine (Aaron Taylor-Johnson) dan Lemon (Brian Tyree Henry) untuk menjaga putranya beserta koper misterius tersebut.

Tidak soal perebutan koper, Yuichi (Andrew Koji) juga naik kereta tersebut demi menemukan sosok yang membuat anaknya koma. Sayangnya, niat untuk membalas dendam malah membuat Yuichi dimanfaatkan oleh Prince (Joey King), yang dengan muslihatnya memakai jasa Yuichi untuk membunuh White Death. Kisah mereka pun makin kompleks saat bersinggungan dengan para hitman, karena Prince ingin menggunakan koper sebagai alat untuk membunuh White Death. Apalagi ada tiga sosok lain berjuluk The Wolf,  The Hornet dan The Elder yang ikut naik kereta dengan misi personal masing-masing.

REVIEW

EDAN. Itulah satu kata yang bisa menyimpulkan keseluruhan film Bullet Train. Mengangkat kisah dari novel Maria Beetle karangan Isaka Kotaro yang diadaptasi ke bentuk naskah film oleh Zak Olkewicz (Fear Street: 1978), film ini menjelma menjadi film action comedy crime dengan berbagai adegan aksi perkelahian, tembak-menembak, adu pedang dan bergelantungan di luar kereta cepat dengan gila-gilaan, tanpa basa-basi dan seru maksimal walau menantang logika.

Usai gila-gilaan di Deadpool 2, sutradara David Leitch tampaknya belum kehilangan sentuhan ‘gilanya’ dan mempraktikkan kegilaan yang sama, jika tidak mau disebut lebih gila, dalam film ini. Sutradara yang awal kariernya menjabat sebagai stunt man ini makin meningkatkan kemampuan di urusan teknis lewat pengarahan adegan aksi di ruang sempit gerbong kereta dan penggunaan efek CGI yang sama kerennya dengan film Deadpool 2.

Kemampuan Leitch mengarahkan pemain juga makin baik dengan para karakter unik nan konyol pada sosok Ladybug, Tangerine, Lemon dan Prince. Brad Pitt (Inglourious Basterds, The Curious Case of Benjamin Button) bersinar paling terang memerankan pembunuh bayaran yang baik hati dan selalu dinaungi ‘keberuntungan’. Dialog-dialog Pitt sangat kocak menegaskan karakternya yang agak ‘lugu’.

Tidak mau kalah dari Pitt, Aaron Taylor-Johnson (Kick Ass, Savages) dan Brian Tyree Henry (Eternals, Godzilla vs Kong) juga tampil gemilang sebagai hitmen kembar tidak identik. Meski kerap berdebat hal yang tidak penting, karakter Tangerine dan Lemon adalah 2 karakter terbaik dalam film ini. Sementara Joey King (Kissing Booth, The Conjuring) memberikan keseimbangan yang manis dengan sosok Prince yang susah ditebak.

Tidak hanya keempat karakter utama tersebut, Leitch juga mampu memberikan karakter keren pada dua sosok aktor senior Hiroyuki Sanada (The Wolverine, The Last Samurai) dan Michael Shannon (Take Shelter, Man of Steel) yang karakternya menjadi salah dua karakter penting meski dalam durasi tampil minim.

Naskah film yang memiliki banyak karakter ini memang memiliki premis sederhana, konflik berebut sebuah koper di dalam sebuah kereta yang melaju cepat. Namun cara bertuturnya dieksekusi sedemikian rumit, namun menyenangkan. Dengan gaya bercerita menggunakan flashback, multiple angle maupun multiple PoV, film terasa sangat detail dalam menuturkan kisah dan mengungkap misteri-misterinya. Jika mau dibandingkan film ini laksana film Guy Ritchie digabung dengan gaya Tarantino.

Sebagai catatan penting, ada tiga buah cameo kocak dalam film ini yang akan membuat penonton terhibur. Jangan lewatkan!!!

Satu hal lagi yang patut diberikan pujian adalah koper yang diperebutkan dalam film. Koper bermerk TUMI dengan tipe 19 Degree Aluminum Briefcase yang tidak hanya elegan namun juga sangat kuat saat digunakan di adegan-adegan pertarungan para pembunuh bayaran di dalam film iBullet Train.

Kerjasama Sony Pictures dengan TUMI ini tidak hanya berlangsung di dalam film, tetapi juga dalam event red carpet dan pemutaran perdana di Indonesia yang turut menyertakan Koper TUMI 19 Degree Briefcase di dalam event pameran dan pertunjukan tari.

Tidak hanya koper, Sony Pictures juga bekerjasama dengan brand kacamata ternama POLICE di dalam film Bullet Train. Karakter utama Ladybug yang diperankan Brad Pitt memakai kacamata ikonik yang memberikan kesan protagonis yaitu, kacamata baca dengan bingkai hitam tebal namun memiliki tampilan sporty lengkap dengan logo Elang milik POLICE yang bergaya 90-an.

Optik Seiss selaku distributor resmi kacamata POLICE turut serta menjadi bagian promosi saat peluncuran perdana film Bullet Train di Indonesia. Bahkan lebih lagi, dengan satu tiket bioskop Bullet Train, anda dapat mendapat diskon 30% pembelian kacamata di Optik Seiss (dengan syarat & ketentuan yang berlaku).

SUMMARY

Bullet Train sebuah film hiburan maksimal! Menyenangkan, seru, kocak, keren dan konyol bercampur menjadi satu. Tidak usah ragu, film action comedy megah dengan bintang papan atas sekelas Brad Pitt tidak boleh dilewatkan sama sekali. Sit back, relax and enjoy the madness of Bullet Train.

Bullet Train tayang mulai 10 Agustus di bioskop Indonesia, termasuk di layar IMAX.

Share