LIKE & SHARE (2022) – GAMBLANG MENGGAMBARKAN PAHITNYA KEKERASAN SEKSUAL

Gina S. Noer lewat karya sebelumnya Dua Garis Biru berbicara banyak soal kehidupan remaja perempuan di masa remaja yang dihadapkan pada konflik kehamilan di luar nikah yang ramai terjadi di kehidupan nyata yang salah satu penyebabnya adalah minim (atau tiadanya) pendidikan seksual yang memadai untuk para remaja di Indonesia.

Kini, lewat film Like & Share, Gina berbicara lebih gamblang lagi soal kekerasan seksual yang dialami perempuan. Kembali menggandeng produser kawakan Chand Parwez dengan rumah produksi Starvision, Gina memakai bakat-bakat muda dalam sosok Aurora Ribero, Arawinda Kirana, Jerome Kurnia dan Kevin Julio dengan tambahan talenta Aulia Sarah, Unique Priscilla dan Joshua Pandelaki.

SINOPSIS

Dua remaja pembuat konten ASMR, Lisa (Aurora Ribero) dan Sarah (Arawinda Kirana) memiliki mimpi dan rencana-rencana besar untuk channel youtubenya setelah lulus SMA nanti. Namun, mimpi mereka terhalang oleh orang tua Lisa dan kakak Sarah yang memiliki rencana dan harapan yang berbeda. Di tengah kegalauan soal masa depan, Sarah malah bertemu dan berpacaran dengan Devan (Jerome Kurnia) yang berusia lebih tua 9 tahun.

Tidak hanya kerap merasa disisihkan, Lisa diam-diam menyimpan kekhawatiran pada hubungan Sarah dan Devan, namun sebagai sahabat yang baik, Lisa hanya diam memendam demi kebahagiaan Sarah. Namun yang dikhawatirkan pun terjadi, Sarah mendadak murung dan menutup diri setelah malam perayaan ulang tahunnya yang ke-18. Lisa tahu ada sesuatu yang terjadi antara Sarah dengan Devan, sebuah peristiwa pahit yang tidak hanya merenggut senyum di wajah Sarah, tapi juga berpotensi menghancurkan mimpi-mimpi dan masa depan Sarah.

REVIEW

Gamblang merupakan satu kata yang tepat digunakan untuk menggambarkan film Like & Share. Gina S. Noer bersama tim produksi Wahana Kreator miliknya mencoba segamblang mungkin menggambarkan pahitnya konflik yang dihadapi para karakter remaja perempuan di film ini. Dibuka penuh harapan dan ceria, film ini memupuk konfliknya satu persatu dengan eskalasi intensitas yang terjaga di tiap babaknya. Babak pertama dua karakter kita mengalami konflik dengan keluarga masing-masing dibarengi dengan eksplorasi dan pertentangan batin yang dialami Lisa yang berlangsung hingga pertengahan babak kedua.

Setelahnya, giliran Sarah dan konfliknya yang menjadi plot utama film sekaligus menjadi poin dan jawaban dari konflik yang dialami Lisa sejak awal film. Kemampuan Gina dan tim penulisnya menjahit side plots menjadi bagian penting dari klimaks film layak diacungi jempol. Efek-efek dari kekerasan seksual, soal masa depan yang terenggut dan mental health issue serta upaya mengurai penyebab dari kealpaan pendidikan seks yang mumpuni dan kurangnya komunikasi keluarga digambarkan subtil dalam film. Konklusi filmnya pun dibuat tanpa menggurui dan berjalan natural dari pelajaran yang didapatkan oleh para karakter utama sejak awal film.

Secara plot bercerita Like & Share sangat memuaskan, tetapi akan membingungkan bagi yang menganalisis dari sudut pandang karakter siapa plot film ini mengalir, Lisa atau Sarah? Setelah direnungkan, agaknya pilihan POV sesuai dengan misi filmnya dengan memakai sudut pandang remaja perempuan dengan rasa penasaran, keingintahuan, eksplorasi, ketidakstabilan, keceriaan kerapuhan dan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah. Konklusinya mungkin tidak akan menyenangkan semua orang, tetapi menurut hemat penulis sangat memerdekakan dan menggambarkan persahabatan yang indah.

Keindahan juga menjadi poin penting di film ini, visualisasi di film Like & Share adalah sebuah penyegaran di film Indonesia dengan tema gelap dan getir. Seakan bertabrakan memang, tapi warna-warni cantik dari makanan, kostum dan furniture dipadu dengan tata produksi kontemporer sangat menggambarkan kehidupan remaja yang ceria dan penuh harapan. Berbagai adegan transisi berbentuk montages yang Gina tampilkan saat Lisa dan Sarah merekam video ASMR berfungsi juga memberikan ‘warna’ pada konfliknya yang kelam.

Sebuah kerjasama yang apik dari tim art, tata produksi, make up, kostum juga penata kamera, penyunting gambar dan terutama penata suara. Adegan-adegan ASMR saat kedua karakter makan berbagai kue yang direkam di film ini benar-benar menggugah selera dan sesuai fungsi ASMR menurut film ini, menenangkan.

Duet dua aktor utama di film ini berakting cemerlang dan mampu membuat penulis kagum dengan penampilan ceria yang berujung rapuh & emosionalnya. Aurora Ribero (Susah Sinyal, R Raja, Ratu & Rahasia) menunjukkan potensinya, setelah bermain di film-film komedi romantis ringan dan membuktikan sebagai aktor muda berbakat yang tidak bisa diremehkan lagi. Sementara Arawinda Kirana (Yuni, Before, Now & Then) kembali mempertajam kualitas aktingnya dan memantapkan diri sebagai calon aktor besar di masa depan.

Para aktor pendukung juga layak diberikan kredit lebih, Jerome Kurnia (Bumi Manusia, Penyalin Cahaya) yang tidak pernah gagal memberikan terapi syok, Aulia Sarah (KKN Di Desa Penari, Madu Murni) yang tampil kalem tapi menyimpan masa lalu kelam emosional, Kevin Julio (Jagoan Instan, Akad) yang menampilkan sisi berbeda dan Unique Priscilla (Pamali, Kukira Kau Rumah) dengan adegan klimaks bersama Aurora yang mengundang air mata.

Satu hal penting lagi yang patut dicatat, kemampuan para pembuat film ini dalam mengupayakan agar film Like & Share tidak mengundang birahi. Film ini memiliki misi penting menggambarkan apa yang remaja perempuan di Indonesia hadapi saat ini dan tidak terlihat sedikitpun menseksualisasi para karakternya. Dengan rating 17+ yang disematkan dan berbagai adegan seksual yang cukup eksplisit film sukses memancing rasa miris dan getir di hati penulis yang berharap agar tidak ada lagi perempuan yang mengalami pelecehan, kekerasan seksual, pemerkosaan atau revenge porn yang menjadi momok bagi kehidupan para perempuan. Bayangkan saja, kekerasan seksual yang diadukan ke Komnas Perempuan sepanjang tahun 2021 lalu adalah sebanyak 338.496 kasus.

Sebagai seorang laki-laki, sulit memang bagi penulis untuk memahami sulitnya kehidupan yang dijalani perempuan sepanjang hidupnya di Indonesia, dan film Like & Share ini menjadi sedemikian pentingnya untuk memberikan pemahaman bagi khalayak umum tentang itu. Sebuah film yang gamblang dan penting untuk ditonton oleh semua.

Like & Share tayang serentak di bioskop mulai 8 Desember 2022.

Share