THE KING’S MAN (2021) – DRAMA AWAL MULA ORGANISASI AGEN RAHASIA

Setelah enam kali mengalami pengunduran perilisan, akhirnya penonton setia franchise Kingsman bisa menyaksikan film ketiganya – yang sekaligus prekuel – “The King’s Man” mulai tanggal 22 Desember 2021 di seluruh bioskop nusantara. Film ketiga dari seri yang diadaptasi dari komik karya Mark Millar dan Dave Gibbons ini masih disutradarai, diproduseri dan ditulis oleh Matthew Vaughn (produser bersama David Reid dan Adam Bohling; ditulis bersama Karl Gajdusek). “The King’s Man” menyusuri muasal terbentuknya sebuah organisasi yang menjadi naungan banyak agen rahasia.

Film dengan setting awal abad ke-20 ini dimulai dengan sebuah kunjungan yang membuat Orlando Oxford (Ralph Fiennes) kehilangan istrinya. Sejak itu ia menjadi Ayah yang overprotektif untuk putra semata wayangnya, hingga ia – Conrad Oxford (Harry Dickinson) – menjadi remaja yang ingin melakukan banyak hal, termasuk ikut serta dalam perang. Tentu saja Orlando yang berpegang teguh untuk tetap pasif menentang keinginan putranya tersebut. Hingga pada suatu waktu, bersama dua orang kepercayaannya, Polly (Gemma Arterton) dan Shola (Djimon Hounsou), Orlando membuka aksi rahasia yang mereka lakukan kepada Conrad dan mengajaknya dalam sebuah misi. Rupanya momen tersebut menjadi jalan pembuka bagi Conrad dan pilihan hidupnya. Hingga suatu tragedi membuat semuanya terasa sia-sia.

“The King’s Man” mengajak kita menyaksikan peristiwa daur ulang Perang Dunia I dengan berbagai polesannya dan bertemu dengan tokoh-tokoh yang pernah ada (seperti King George, Kaiser Wilhelm, Tsar Nicholas, Erik Jan Hanussen sampai Grigori Rasputin). Mereka silih berganti berkomunikasi dan menjadi sebab akibat dalam terjadinya perang dan berbagai konflik dalam durasi yang tarik ulur sepanjang 131 menit. Durasi tersebut juga menjadi dramatisasi kisah Ayah dan Putranya, Orlando dan Conrad, yang terihat susah payah dibangun sebagai pondasi motif dan motivasi si tokoh utama. Dengan berbagai konflik yang tumpang tindih, berbagai adegan terasa tidak perlu dan sia-sia. Misalnya adegan-adegan di medan perang yang membuat fokus film jadi buyar. Dengan fokus yang terpecah itu, ciri khas Kingsman yang terbentuk di film pertama dan kedua sempat hilang, tapi seiring berjalannya durasi, kekhasan tersebut – baik dari segi aksi dan komedi – terasa kembali.

Karakter yang paling kuat dalam prekuel ini tentulah Grigori Rasputin, seorang dukun yang menjadi kepercayaan Tsar Nicholas, diperankan dengan sangat baik oleh Rhys Ifans. Adegan makan malam dan usaha memuaskan hasratnya itu menjadi bagian yang memorable dalam film ini. Gemma Arterton sebetulnya memiliki porsi yang menarik sebagi Polly, tapi sayang sekali posisi dia di film ini terkadang terasa kurang dimanfaatkan dengan baik. Sementara bagi Harry Dickinson, “The King’s Man” bisa menjadi presentasi untuk mendapatkan peran-peran yang menjanjikan ke depan.

Dengan campur aduk drama keluarga, sejarah, aksi dan komedi, “The King’s Man” hampir kehilangan arah untuk bercerita. Tapi ia tidak lantas kehilangan pesonanya sebagai hiburan. Dan bagian mid-credit scene menunjukkan indikasi dan potensi adanya spin-off lanjutan dari Kingsman setting sejarah ini. Barangkali.

Matthew Vaughn sendiri telah mengkonfirmasi lanjutan dari The Golden Circle yang memiliki sub-judul “The Blue Blood”. Colin Firth dan Taron Egerton akan kembali dengan peran mereka sebagai Harry dan Eggsy. Syuting direncanakan akan dimulai September tahun depan. Selain itu, spin-off lainnya juga dipersiapkan yang akan bercerita tentang American secret agent organization “Statesman” yang juga muncul di The Golden Circle. Channing Tatum, Jeff Bridges dan Halle Berry juga direncanakan akan kembali memerankan karakter mereka.

Dari berbagai rencana proyek tersebut, sepertinya para agen rahasia dari Inggris akan terus mondar-mandir di bioskop kita.

Jangan lewatkan 1 (satu) post-credit scene di bagian tengah ya.

Share