Yang sering terjadi di sebuah film bagian dari universe tertentu adalah kita akan selalu bertanya-tanya, ini maksudnya apa, karakter ini hubungannya kemana, lalu kemana perginya tokoh ini, jadi apa dia selanjutnya, kejadian ini apakah terkait dengan kejadian itu, apa penjelasan dari adegan ini? Dan segudang pertanyaan lainnya yang kita harapkan sesuai dengan ekspektasi kita. Tentunya semua tanya tidak akan terjawab instan dalam satu atau dua film. Begitulah salah satu kekuatan jagat suatu sinema yang memanjakan para penggemarnya dengan segudang rahasia. Bahkan barangkali teori-teori fans yang muncul membantu ide-ide segar para kreator untuk tahap selanjutnya. Jika sudah terjawab, malahan akan timbul rahasia-rahasia baru lagi.
Film Sri Asih sebagai salah satu bagian dari Bumilangit Cinematic Universe pastinya memiliki elemen di atas. Jadi kita musti terbiasa dengan sejumlah tanya dan hal-hal yang menggantung di dalam film yang tidak perlu langsung diperjelas di akhir. Mari berharap saja apa yang jadi rahasia membuahkan jawaban yang mencengangkan nantinya. Ini tentu beban bagi kreator maupun filmmaker dalam usaha menggembirakan para fans.
Sebagai salah satu tokoh terkuat dalam BCU, Dewi Asih telah hadir di jagat sejak antah berantah. Karena kekuatan jahat masih terus mengacaukan bumi, Dewi Asih pun terus menjelma dalam titisan yang bergantian. Salah satunya Nani Wijaya, lalu berlanjut ke masa modern melalui sosok Alana (Pevita Pearce). Sejak lahir Alana merupakan perempuan yang spesial. Ia pun memiliki kekuatan dan penglihatan yang tidak dimiliki anak-anak sebayanya. Selayaknya masa-masa awal tokoh adisatria lain, Alana masih belum mengerti apa yang terjadi dengan dirinya dan ada rahasia apa sebetulnya. Sampai pada suatu masa, dimana rakyat kecil makin tertindas, Alana bertemu dengan orang-orang yang mengetahui rahasia-rahasia semesta. Dan Alana adalah bagian dari rencana besar.
Setelah terbit pertama kali pada tahun 1954 dan merupakan salah satu karakter adisatria perempuan pertama di dunia (tak lama setelahnya juga dibuatkan film oleh Turino Djunaidy), akhirnya Sri Asih hadir kembali dalam adaptasi film terbaru yang disutradarai oleh Upi. Apalagi BCU dibuka dengan memuaskan oleh Gundala. Proyek Sri Asih pun disambut dengan ekspektasi yang tinggi. Lantas bagaimana hasilnya? Jika ekspektasi dirasakan dengan cara yang bijaksana, tentu film Sri Asih ini akan terasa amat sangat memuaskan.
Bicara tentang film superhero, tentu yang perlu diperhatikan khusus adalah adegan aksi dan efek visual. Uwais Team yang menangani aksi beladiri Alana dan karakter lainnya tentu tidak usah dipertanyakan lagi. Pertarungan antara Sri Asih dengan para kacung penguasa dikemas dengan seru. Apalagi di bagian menuju akhir, pertarungan yang layak secara durasi dan gerakan ditata sedemikian rupa untuk Sri Asih dan penjahat utamanya yang sangat kuat. Efek visual yang ditangani NO3G Visual Effects juga membuat beragam adegan aksi semakin terlihat mulus. Scene di awal film dengan bencana dan munculnya karakter penting juga dibuat dengan meyakinkan.
Sri Asih yang tetap terlihat ayu ketika bertarung, bibir merah tidak ada lawan dan kata-kata lembut, tapi tegas dan mampu mengancam, semua itu bisa diterjemahkan dengan pas oleh Pevita Pearce. Rasanya betul, ia terlahir memang ditahbiskan untuk jadi titisan Dewi Asih. Upi yang akrab dengan film-film “pemberontakan” macam Realita, Cinta Dan Rock’n Roll, Radit dan Jani, Red Cobex, Serigala Terakhir hingga Pertaruhan pun seperti ditakdirkan jadi sutradara perempuan yang mengarahkan karakter adisatria perempuan pertama Indonesia.
Terakhir, walaupun barangkali bagi banyak orang terkesan kaku. Tapi penulis senang dengan dialog-dialog dalam Sri Asih yang menggunakan kata-kata sesuai KBBI. Ada subjek, predikat, objek. Bukankah sebelum mendapat pengaruh dari mana-mana masyarakat kita berbicara dengan kalimat lengkap dan rapi seperti itu?
Sri Asih barangkali tidak memberikan jawaban-jawaban. Ia malah memberikan kita semakin banyak rahasia. Dan itu janji yang musti kita “tagih”.
Film Sri Asih tayang di bioskop mulai 17 November 2022.

Tinggal di Planet Bekasi!