Film “Beast” arahan sutradara Baltasar Kormákur menghadirkan lanskap liar Afrika Selatan yang eksotis nan indah. Rasanya menyaksikan lekuk-lekuk dataran yang dibawa sinematografer peraih Oscar Philippe Rousselot dan interaksi hewan-hewan penghuninya selama sembilan puluh menit sudah cukup. Tapi film ini memberikan kita bonus seekor singa yang siap membantai para pemburu liar dan Idris Elba yang sedang galau selepas kematian istrinya yang asli penduduk setempat dan dua putrinya yang beranjak dewasa.
Perbuatan para pemburu yang menghabisi kelompok singa ini membuat ia marah besar dan dengan insting rimbanya menyerang siapapun demi bisa bertahan. Tidak terkecuali Dr. Nate Daniels (Idris Elba) yang bersama dua putrinya sedang healing sambil mengenang perempuan yang mereka cintai. Di tengah teritori buas dan kendaraan yang rusak, “Beast” menyajikan ketegangan aksi pertahanan dua makhluk: seorang ayah yang berusaha menyelamatkan anak-anaknya dan seekor singa yang sedang melakukan pembersihan.
Ketegangan sepanjang film juga disebabkan oleh kelakuan para karakter yang ada-ada saja dan membuat penonton geleng-geleng kepala. Tapi barangkali, di tengah ketegangan dan usaha menyelamatkan diri, upaya berpikir para karakter dalam film ini menurun hingga tidak ada pikir panjang terhadap hasil tindakan mereka. Namun hal inilah yang juga membuat penonton akan mencengkeram dalam kursi bioskop dan sedikit-sedikit refleks berteriak atau mengumpat karena ikut merasakan terornya.
“Beast” menambahkan daftar film aksi survival thriller “beast vs. man” yang patut ditonton. Lupakanlah kecerobohan demi kecerobohan yang terjadi sepanjang plot. Toh akhirnya film ini menjadi hiburan dengan serangkaian terornya. Sebelumnya kita punya jagoan yang diperankan oleh Liam Neeson dalam film “The Grey”. Disitu ia harus bertahan dari serangan para serigala lapar yang telah memangsa teman-temannya. Lalu ada Bill Pullman dan Betty White dalam film guilty pleasure “Lake Placid”. Black actor lain yang juga begitu perkasa menangani hewan ganas adalah Samue L. Jackson yang menghadapi berbagai jenis ular di dalam pesawat di film “Snakes On A Plane“, tapi juga harus KO dimakan hiu dalam film “Deep Blue Sea”. Singa buas juga pernah muncul dan menteror Michael Douglas dan Val Kilmer dalam film “The Ghost And The Darkness”. Jennifer Lopez pun pernah dapat jatah menghadapi Anaconda.
Selain itu, aksi menegangkan “beast vs. man” juga muncul di film-film kelas A yang masuk ke jajaran daftar film terbaik, seperti “The Birds” arahan Alfred Hitchcock. Steven Spielberg juga menyumbangkan beberapa karyanya, seperti “Jaws” yang membuat begitu banyak orang takut nyebur ke laut dan tentu saja “Jurassic Park”. Di salah satu adegan di “Beast”, salah satu putri Nate memakai kaos bergambar Jurassic Park. Ini seperti homage untuk film tersebut. Apalagi di penghujung film juga ada adegan yang mengingatkan kita pada salah satu iconic scene-nya Jurassic Park. Film ini diadaptasi dari novel karya Michael Crichton dan ia juga menghasilkan novel lainnya berjudul “Congo” (yang juga pernah digubah menjadi film oleh Frank Marshall) tentang manusia yang menghadapi gorila.
“Beast” dan film-film lainnya masih berusaha menampakkan buasnya alam liar yang bukan teritori manusia. Dan seringkali, manusialah yang berulah lalu dilahap oleh kesombongan mereka sendiri. Hewan-hewan tersebut melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan: mempertahankan wilayah mereka.
Di satu sisi, kemalangan sang singa karena ulah para pemburu membuat kita simpati. Di sisi lain kita juga berharap Nate bisa menghadapi singa tersebut dan menyelamatkan keluarganya. Tapi di alam liar Afrika, semua tunduk pada hukum rimba.

Tinggal di Planet Bekasi!