PEREMPUAN BERGAUN MERAH (2022) – HANTU PENASARAN YANG MENUNTUT KEADILAN

Dulu di masa kecil penulis, banyak film-film horor Mandarin yang tayang tiap Sabtu pagi di sebuah stasiun TV. Ini adalah salah satu momen favorit penulis karena dia suka menonton film horor. Untungnya waktu itu tidak sampai mengganggu waktu sekolah. Penulis paling senang ketika menonton film yang bertema horor komedi yang ada vampirnya. Dan cerita-cerita dengan vampir yang bisa dijinakkan dengan kertas mantra di dahi itu cukup banyak. Tetapi tidak hanya itu, ada juga cerita horor lain, salah satunya hantu perempuan yang konon meninggal tidak wajar. Jenis ini juga banyak. Yang lebih spesifik adalah cerita hantu perempuan yang bunuh diri pakai gaun merah, lalu dia gentayangan untuk menuntut balas. Ini sangat membekas sekali. Tetapi karena nontonnya waktu kecil, belum terlalu peduli terhadap judulnya. Alhasil sampai sekarang lupa judulnya apa.

Ketika Timo Tjahjanto (produser) dan William Chandra (sutradara) bikin film berjudul Perempuan Bergaun Merah, ingatan penulis langsung terbang ke masa-masa sembilan puluhan itu. Apalagi ternyata premisnya tidak jauh berbeda. Jadi semacam homage aja ke film-film horor klasik Mandarin. Yang beda adalah film Perempuan Bergaun Merah punya adegan-adegan sadis yang bikin film ini tambah mengerikan. Penulis sampai kedap-kedip juga lihatnya lantaran was-was. Ada dua adegan yang disturbing buat penulis terkait kematian dua tokoh yang sebetulnya kayak tempelan aja buat pelampiasan adegan gory. Eksekusinya mantap bikin ngeri!

Kelebihan lainnya, ada permainan twist di lewat pertengahan film dan menuju akhir. Walaupun twist bukan jadi standar film bagus atau enggak ya. Tapi adanya ini bikin Perempuan Bergaun Merah bakal diperbincangkan. Apalagi kejutan yang pertama. Kalau penonton sadar akan kejutan itu, pandangan mereka pada film ini akan berubah dan menyadari semua pembantaian yang membabi-buta itu ada maksudnya. Terus akting Dayu Wijanto yang enggak tanggung-tanggung sebagai Ibu Kara (Stella Cornelia) yang menghilang dan dianggap sudah meninggal. Kita dibikin simpati sama beliau yang hidup sebatang kara dengan duka tak berujung. Seorang ibu akan melakukan apapun demi anaknya, bukan?

Adanya hantu perempuan bergaun merah ini bikin Dinda (Tatjana Saphira) yang merupakan sahabat Kara dan Putra (Refal Hady), kekasih Kara yang harus mengejar waktu untuk memecahkan semua misteri. Kalau tidak, mereka semua akan celaka. Apalagi Dinda harus mengurus adiknya dan mereka sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Film ini juga semakin menarik dengan menampilkan ritual budaya Chinese dalam hal ramal-meramal dan pemanggilan roh.

Selepas menonton Perempuan Bergaun Merah selain masih merasa ngeri penulis juga bertanya-tanya. Apakah perempuan yang bernasib seperti ini harus menjadi hantu penasaran dulu supaya mendapat keadilan?

Perempuan Bergaun Merah tayang di bioskop mulai 3 November 2022.

Share