NOKTAH MERAH PERKAWINAN (2022)

Apa yang terjadi setelah sepuluh tahun pernikahan?

Well, penulis artikel ini sampai sekarang belum menikah. Hehe. Tapi menonton film Noktah Merah Perkawinan bikin dia merenung juga, apa kita bisa bertahan selama sepuluh tahun atau lebih hidup dengan pasangan kita? Apa tidak bosan? Tidak mungkin berjalan semulus sesuai rencana-rencana ketika pacaran atau perkenalan.

Dengan begitu elegan Noktah Merah Perkawinan seolah membawa kita mempertanyakan hal itu dan sekaligus memberi jawaban yang tertata dengan baik. Apalagi di film ini juga ada karakter seorang Konselor Pernikahan yang membuat kita juga paham, ternyata terkadang kita perlu lho orang yang menengahi berbagai persoalan yang muncul dalam rumah tangga.

Jika dalam versi sinetron Noktah Merah Perkawinan berisi taburan teriakan dalam pertengkaran, adaptasi film yang disutradarai oleh Sabrina Rochelle Kalangie menunjukkan konflik yang merangkak pelan seperti slowburn thriller antara Ambar (Marsha Timothy) dan Gilang (Oka Antara). Skenario gemilang yang ditulis oleh Titien Wattimena bersama Sabrina mengungkap konflik dengan pelan-pelan, dari kebiasaan pasangan yang bikin jenuh hingga menumpuk menjadi muak, perilaku cuek yang makin bertambah sepanjang hari, pekerjaan yang mengambil perhatian keluarga, menghindar untuk saling tatap, hingga komunikasi yang tidak berjalan dengan baik. Sampai akhirnya lahar permasalahan yang mencari jalan keluar selama sepuluh tahun itu meledak melahap sekitar. Menariknya, Noktah Merah Perkawinan tidak membawa ledakan itu dengan cara konvesional, tapi membuat heart rate saya pribadi meningkat sampai puncak konflik itu tiba. Dan itu lebih dahsyat dari sekedar tampar-menampar. Brilian!

Penampilan semua pemain – termasuk pemain anak-anak – dan chemistry mereka membuat bangunan cerita dan konflik film ini semain tertata dengan rapi. Semua bersinar dengan porsinya masing-masing. Perubahan-perubahan yang diterapkan dalam adaptasi film ini membuat cerita terasa sangat segar. Lihat saja profesi dua karater utama, Ambar sebagai seorang Perajin Keramik dan Gilang sebagai Landscape Designer, sifat masing-masing yang dibuat lebih detail, rumah yang begitu manis untuk pasangan yang tinggal di kota besar, hingga perkenalan dan pertemuan Gilang dengan Yulinar (Sheila Dara Aisha) yang membuat penonton was-was. Ayu Azhari yang dalam sinetron berperan sebagai Ambar Sang Model kembali meramaian Noktah Merah Perkawinan. Ia menjadi seorang Konselor Pernikahan yang sebetulnya tidak memiliki pernikahan yang sempurna (seperti kelanjutan kisahnya di sinetron), tapi asam garam konflik rumah tangga yang ia pernah alami menjadi cerminan bagi pasangan-pasangan lain yang melakukan konseling dengannya. Ini seperti edukasi pada penonton bahwa ada lho profesi ini. Atau kalian butuh lho penengah konflik, tentu dengan orang yang tepat.

Selepas menonton film Noktah Merah Perkawinan, penonton dibuat seperti usai menghadap seorang konselor. Jika ia sudah menikah, ia akan dibuat berpikir tentang tumpukan-tumpukan permasalahan yang masih dibiarkan begitu saja, lalu sejenak menengok, mana yang bisa diselesaikan. Jika ia masih sendiri seperti si penulis artikel ini, barangkali ia bisa mempersiapkan langkah-langkah penyelesaian konflik dari sekarang, jika memang sungguh-sungguh dan siap untuk memulai hidup bersama pasangan.

Tapi entah sudah menikah atau masih sendiri, selalu saja ada noktah merah dalam kehidupan.

Share