ANNA (2019) – LUC BESSON MEMPERKENALKAN FEMALE ASSASIN BARU YANG BERNAMA “ANNA”

PROLOG
Rasanya tidak banyak film yang memasang tokoh utama seorang perempuan sebagai “female assassin”. Sebut saja “The Bride Wore Black” (Francois Truffaut, 1968) yang dianggap sebagai salah satu film pertama yang memperkenalkan perempuan yang membunuh untuk membalas dendam. Lalu ada film-film populer yang memperkenalkan penonton terhadap tokoh perempuan kuat penyiksa para lelaki, diantaranya Ms .45 (Abel Ferrara, 1981), Nikita (Luc Besson, 1990), Kill Bill: Vol. 1 (Quentin Tarantino, 2003 – yang hampir memiliki kesamaan premis dengan “The Bride Wore Black”), Hanna (Joe Wright, 2011), Colombiana (Olivier megaton, 2011), dan yang belum lama dirilis, Proud Mary (Babak Najafi, 2018).

India sendiri memiliki “female assassin” yang unik dalam film Nagin (Rajkumar Kohli, 1976 – yang juga terinspirasi dari film “The Bride Wore Black”). Di perfilman Indonesia, jika hubungannya dengan tokoh perempuan yang mampu membunuh, maka Suzanna lah sebagai salah satu yang mendapat gelar “female assassin” Indonesia pertama. Sementara dalam perfilman Indonesia modern, kita diperkenalkan dengan Alma, Elena dan The Operator dalam The Night Comes For Us (Timo Tjahjanto, 2018).

REVIEW
Berbicara tentang “female assassin” tentu tidak lepas dari Luc Besson yang punya andil memperkenalkan tokoh tersebut di era 90-an lewat tokoh Nikita. Dan belum lama ini beliau merilis jiwa Nikita tersebut dalam film lain yang berjudul ANNA, diperankan oleh Sasha Luss, serta didukung oleh Helen Mirren, Luke Evans dan Cillian Murphy.

Pada awalnya penonton mengenal Anna sebagai perempuan Rusia biasa yang berubah menjadi model papan atas tapi menyimpan rahasia yang mematikan. Setidaknya itu kesan awal yang ditawarkan oleh film tersebut. Tapi rupanya alur maju mundur membuat film biasa tentang ketegangan antara Amerika – Rusia (entah berapa jumlah film yang berlatar belakang konflik dua negara ini) menjadi tontonan yang spesial.

Di beberapa fase film ANNA penonton diberikan beberapa kesimpulan yang lantas dikembalikan pada alasan kesimpulan tersebut. Cara penceritaan inilah yang membuat film ini menarik, melahirkan twist berlapis dan seru! Ditambah lagi dengan para pemeran yang bermain dengan pas, terutama Sasha Luss yang atraktif dan Helen Mirren yang karismatik. Tidak lupa adegan-adegan perkelahian penuh darah, kejar-kejaran lempar peluru dan keahlian Anna menghabisi para lelaki. Pada akhirnya, kita mengenal Anna sebagai “female assassin” yang tidak cuma bermodal tampang yang membuai, kelenturan fisik untuk berkelahi, tapi juga kecerdasan otak yang mampu menyiksa hati lelaki.

OverallAnna merupakan salah satu film action yang tidak boleh dilewatkan pada tahun ini, dengan tema “if looks could kill” sangat menarik untuk mengikuti ceritanya dari awal dan menelusuri misteri yang terdapat didalamnya.

ANNA mulai tayang di bioskop pada 28 Juni 2019.

Share