SANTET SEGORO PITU (2024) – HOROR PESUGIHAN DENGAN MITOLOGI SERU & IBLIS KEJAM

Sudah sejak lama film horor Indonesia mengangkat tema pesugihan sebagai tema besar dan biasanya tidak hanya mengandalkan penampakan dan jumpscare tetapi juga berbagai adegan sadis dan brutal yang melibatkan siksaan anggota tubuh, mutilasi dan cipratan berliter-liter darah. Salah satu rumah produksi yang konsisten dengan horor dengan sub-genre gore ini adalah Hitmaker Studio yang dipimpin Rocky Soraya.

Menggandeng sutradara debutan dengan berbagai pengalaman sebagai astrada dan sutradara series, Tommy Dewo, Hitmaker memproduksi Santet Segoro Pitu dengan klaim sebagai santet paling kejam dari luar tanah Jawa. Dengan Ari Irham, Sandrinna Michelle, Christian Sugiono dan Sara Wijayanto sebagai cast utamanya, Santet Segoro Pitu yang diangkat dari thread viral Betz Illustration ini siap tayang di bioskop mulai kamis 7 November 2024.

SINOPSIS

Hidup Ardi (Ari Irham) tak pernah tenang akibat bakat indera keenam yang ia miliki. Memang sejak ‘penglihatannya’ dibatasi, hanya setan yang mau menampakkan wujudnya saja yang akan ia lihat, namun karena ayahnya, Sucipto (Christian Sugiono),  punya toko di pasar, Ardi jadi sering melihat berbagai makhluk mengerikan di sana. Pasar adalah tempat berkumpulnya berbagai jenis iblis dan setan.

Seperti nama tokonya, Sucipto hidup sejahtera bersama istrinya Marni (Sara Wijayanto), Ardi, putrinya Syifa (Sandrinna Michelle) dan si bungsu Arif (Khafi Al-Juna). Hingga satu per satu serangan santet meneror Sucipto dan mengancam nyawa keluarganya. Kematian demi kematian sadis pun terjadi, penuh darah, usus terburai dan anggota tubuh bergelimpangan. Sebuah santet mengerikan berjuluk Segoro Pitu jadi ancaman dan sulit dilawan.

REVIEW

Santet Segoro Pitu adalah bukti bahwa Hitmaker jadi salah satu rumah produksi yang exciting dan paling improve di sepanjang 2024 ini. Dua film berturut-turut dalam 2 bulan, Sumala dan Santet Segoro Pitu yang sama-sama bergenre horor gore dengan latar waktu periodik tampil di atas rata-rata. Khusus buat Santet Segoro Pitu, makin mengesankan lagi karena hadir lewat tangan dingin sutradara debutan di film panjang, Tommy Dewo (Ratu Adil, Nightmares & Daydreams).

Dengan visinya yang didasarkan dari thread Betz Illustration, Tommy mengalirkan kisah Santet kejam yang jarang diketahui orang ini dengan baik dan intens. Perkenalan pada sosok iblis yang berasal dari Timur pun terasa dramatis dan keren. Meski tetap melalui narasi-narasi karakternya namun lewat adegan montase-montase yang mengiringi membuat filmnya terasa dinamis.

Naskah yang ditulis oleh Riheam Junianti (Sumala, Indigo) memang sabar dalam menuturkan pondasi cerita. Bermula dari tahun 1973 saat Ardi kecil sakit keras dan toko Sucipto sepi pembeli, hingga pada peristiwa Ardi mendapatkan bakat indigo-nya. Rahasia mulai terkuak satu per satu dari sana, hingga 10 tahun mendatang teror mulai datang mengancam keluarga Sucipto.

Poin-poin yang menjadi keunggulan dari Santet Segoro Pitu adalah mitologi Segoro Pitu yang dikisahkan secara dramatis, mengesankan santet yang misterius, langka, sulit dikalahkan dengan iblis yang kejam dan konsekuensi mematikan. Pada saat ‘santetnya’ beraksi pun digambarkan dengan atmosfer seram, mengerikan dan brutal. Perkenalan penonton pada sang iblis berjuluk Suanggi ini sangatlah mengesankan.

Desain produksi juga menjadi keunggulan lain selain tata kamera yang juara. Tim art sangat baik menciptakan suasana tahun 1970 dan 1980-an terutama untuk adegan di pasar, rumah serta penggunaan mobil dan properti yang terlihat akurat. Ada yang sedikit over di tata suara untuk beberapa adegan teror, tapi di adegan montase dan narasi, tata suara sangat imbang dan membuat saat eksposisi menggunakan narasi terasa intens.

Dari sisi efek visual, Hitmaker kembali membuktikan diri sebagai sebuah rumah produksi yang handal menampilkan practical effects dalam film. Prostetik dalam menciptakan iblis pun cukup baik meski sang iblis jadi sulit bergerak. Desain karakter 7 iblis penjaga lautan memang sederhana, namun masih bisa dipahami, mungkin terkendala bujet dan waktu. Dan kekurangan itu termaafkan dengan efek CGI yang terasa makin mulus. Adegan favorit kami adalah saat kepala meledak yang bikin kami bertepuk-tangan kegirangan. Seperti halnya konklusi film yang saking serunya membuat kami tepuk tangan dengan senyum puas.

Dari sisi akting tidak ada yang menonjol, semua berakting baik sesuai porsinya. Mungkin yang kurang dieksplorasi adalah karakter Syifa yang dimainkan Sandrinna Michelle (Kuntilanak, Danur: Sunyaruri). Syifa yang tenggelam di dua babak awal, di babak ketiga perannya jadi penting, namun sayangnya kurang mampu membuat kami peduli pada karakternya. Sisanya adalah Ari Irham (Melankolia, Mencuri Raden Saleh) yang terlihat makin dewasa dari sisi akting dan Agus Firmansyah (Nightmares & Daydreams) sang pemeran Rustam si orang pintar yang tampil mengesankan.

Final Verdict

Santet Segoro Pitu adalah sebuah horor bertema pesugihan yang unik dan fresh. Mengangkat mitologi santet yang datang dari Timur, film ini dijamin akan membuat para penggemar horor berteriak histeris, menutup mata ketakutan dan merasa jijik melihat betapa brutalnya santet tersebut menyiksa korbannya. Brutal, penuh darah dan tak basa-basi, Santet Segoro Pitu adalah horor dari segala horor Indonesia di tahun ini!

Share