KELUARGA CEMARA 2 (2022) – SEKUEL DENGAN FOKUS CERITA YANG BERBEDA

Kesuksesan Keluarga Cemara pertama dalam raihan jumlah penonton, tak salah apabila film ini membesarkan franchise-nya dan membuat sekuel dengan fokus ke karakter-karakternya. Setelah Euis menjadi sentral cerita di film pertamanya, masih ada banyak pula karakter-karakter lain yang bisa dijadikan sebagai pion untuk menggerakkan ceritanya.

Tentu saja, di film keduanya ini sentral ceritanya akan berubah. Sekaligus juga ada perubahan pemain untuk siapa yang mendalangi dan menuliskan ceritanya di film keduanya ini. Dari Andy Laurens ke Ismail Basbeth sebagai sutradara. Serta, dari Gina S. Noer ke M. Irfan Ramli dalam departemen penulisan naskahnya.

Dari trailernya pun terlihat bahwa Keluarga Cemara 2 ini tak menjadi sebuah melodrama keluarga disfungsi. Melainkan memfokuskan ceritanya menjadi sebuah kisah petualangan anak-anak dan Ara sebagai pemain utamanya.

Keluarga Cemara 2 ini adalah tempat untuk Ara memiliki ruang untuk bergerak dan berkembang sebagai sebuah karakter di dalam film. Memperlihatkan bagaimana Ara (Widuri Puteri) sebagai anak tengah harus berhadapan dengan konflik-konflik kehidupan yang lebih ‘rumit’ dibanding sebelumnya. Bagaimana dia harus berbagi kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya dengan Agil, adik kecilnya.

Pun, dia harus kehilangan perhatian lebih dari kakaknya, Euis (Adhisty Zara) yang sudah beranjak remaja dan punya kehidupannya sendiri. Akhirnya, Ara pun mencari kesibukan lain dan menemukan dunianya sendiri. Bersama dengan teman barunya, Ariel (Muzakki Ramdhan), Ara melakukan petualangan ke tempat jauh dengan misi kecil yang bisa membuat anggota keluarga Ara tahu bahwa dia pun tetap anak kecil mereka yang masih butuh perhatian dan kasih sayang.

Perubahan tone cerita yang dilakukan Ismail Basbeth di film ini memang sesuai dengan tujuannya. Menjadikan film ini sebagai sebuah film anak-anak yang bisa ditonton oleh semua anggota keluarga. Apalagi, film ini dirilis di masa-masa liburan sekolah. Sehingga, film ini juga bisa menjadi wahana bagi keluarga untuk kembali berkumpul sambil menonton filmnya.

Plotnya memang tak sekompleks film pertamanya. Pendekatan filmnya pun juga berbeda, tetapi Keluarga Cemara 2 masih punya amunisi untuk menghibur penontonnya. Bila film pertamanya menjual drama keluarganya yang hangat dan menyentuh. Untuk film keduanya, lebih menonjolkan tentang kepolosan anak-anak dalam memahami dunianya. Bagaimana anak-anak juga menyelesaikan masalahnya sendiri.

Tentu saja, film ini akan lebih bertumpu kepada komedi-komedi ringan yang tetap akan menghibur penontonnya. Meskipun, secara pengarahannya, Ismail Basbeth tak bisa sesolid yang dilakukan oleh Andy Laurens di film pertamanya. Dalam 115 menitnya, paruh kedua filmnya terasa begitu lamban. Ada banyak sekali cabang cerita yang berusaha dimasukkan ke dalam filmnya. Sehingga, semuanya terasa tumpang tindih. Dengan durasinya yang merentang panjang itu, film ini pun sedikit terasa terlalu panjang.

Keluarga Cemara 2 mungkin masih punya momentum-momentum cerita yang menghangatkan hati penontonnya. Meskipun juga tak se-memorable dan tampil kuat seperti film sebelumnya. Tetapi, juga punya momen-momen menggemaskan dan membuat hati bahagia. Jadi, setelah menonton Keluarga Cemara 2, rasa yang tinggal di hati penonton juga berbeda dibanding dengan film sebelumnya. Bila film pertamanya membuat hati hangat, film keduanya lebih ke membuat hati penontonnya berbunga-bunga. Tetap seru meski tak sebaik film pertamanya.

Share