GANJIL GENAP (2023) – LALU LINTAS CINTA “GALA”

Gimana enggak shock!

Bayangin aja, jalin hubungan selama delapan tahun. Enggak ada mukadimah pertengkaran atau perundungan, tiba-tiba Bara (Baskara Mahendra) mutusin hubungannya dengan Gala (Clara Bernadeth) secara sepihak. Udah gitu, plat mobilnya gak sesuai sama ketentuan ganjil-genap hari itu. Gala pun harus pulang dengan taksi online mengarungi lalu lintas cintanya yang tersasar ke jalan antah berantah. Perasaan sedih, tertekan, bingung seketika campur aduk.

Rasanya kurang seru kalau seorang tokoh di sebuah film komedi romantis enggak punya sahabat yang menjadi pelengkap narasi film ke depan. Disinilah Nandi (Joshua Suherman) dan Sydney (Nadine Alexander) hadir menjadi penyelamat Gala dengan nasehat-nasehat mereka supaya Gala segera move on dari Bara. Tapi kadang kalau orang sudah linglung – apalagi karena cinta – bikin dia gak bisa berpikir jernih. Alhasil kita melihat Gala yang terkesan menanggalkan segala akal sehat demi dekat dengan Bara kembali. Dua sahabatnya sampai geregetan dengan sikap Gala tersebut.

Sahabat-sahabat sudah hadir. Nah sekarang saatnya memasukkan karakter lain yang bisa mengalihkan perhatian Gala. Bisa juga mengantar konflik utama ke arah puncak. Tokoh tersebut bernama Aiman (Oka Antara) yang enggak sengaja ketemu kelinglungan Gala. Aiman bikin Gala nyaman. Tapi sayang, ada hal-hal yang membuat Gala tidak bisa melangkah lebih jauh. Ia pun makin nyasar dalam lalu lintas cintanya.

REVIEW

Setelah sukses besar dengan Ngeri-Ngeri Sedap – baik secara jumlah penonton maupun respon sejumlah kritikus – rasanya ekspektasi terhadap karya Bene Dion Rajagukguk selanjutnya sangatlah besar – yang harusnya tidak dilakukan oleh penonton pada umumnya, mengingat kualitas itu relatif dan fluktuatif. Bene tidak lantas melanjutkan perjalanannya dengan formula serupa, baik menggunakan konflik keluarga maupun latar Budaya Batak. Ia berani mengambil langkah lain dengan bereksplorasi pada genre komedi romantis, walaupun ia masih di ranah komedi yang tidak ada keraguan padanya. Tapi memasukkan sisi romantis tentu tidak mudah. Apalagi tokoh utamanya perempuan.

Lantas apakah ia berhasil?

Rasanya terlalu dini menyatakan hal tersebut. Yang jelas penulis sangat terhibur dan dibuat tertawa lepas dengan beberapa adegan. Ada juga dialog-dialog yang terasa kental dengan genre ini dan membuat penonton sebioskop bereaksi riuh, membuat sensasi menonton film ini makin seru. Entahlah di tempat-tempat lain apakah penonton-penontonnya akan seekspresif ini atau malu-malu. Ini berarti menonton Ganjil Genap bersama orang-orang yang bikin nyaman atau setongkrongan akan lebih nikmat.

Penulis suka dengan bagian awal film yang menampilkan montase hubungan Gala dan Bara sepanjang delapan tahun, sejak mereka kenal hingga putus. Kamera bergerak dengan cukup dinamis dan mampu mempergunakan benda-benda sekitar sebagai penjahit adegan. Tidak cuma bertumpu pada dialog. Tidak terlalu deskriptif. Kita memahami lalu lintas cinta Gala dan Bara yang selama bertahun-tahun tersebut melaju cukup lancar. Hingga kita pun ikut kebingungan dengan keputusan sepihak Bara selanjutnya.

Penulis sempat terganggu dengan berbagai keputusan Gala yang seolah rela menanggalkan akal sehat sehingga melakukan hal-hal yang bikin geregetan. Barangkali begitulah cinta, deritanya tiada akhir. Tapi untungnya semua itu ditutup dengan baik yang membuat segala kebodohan yang dilakukan Gala sebagai proses pembelajaran.

Lalu lintas cinta sebetulnya bisa diperkirakan, tinggal buka gawai dan lihat kondisi jalan. Tapi kadang tidak sesederhana itu. Siap-siap aja kalau tiba-tiba macet parah.

Film Ganjil Genap tayang di bioskop mulai tanggal 28 Juni 2023.

Share