BERBALAS KEJAM (2023) – AKTING KELAS DEWA DALAM CRIME THRILLER EMOSIONAL

Seorang pria menjadi satu-satunya korban selamat dalam peristiwa perampokan yang menewaskan anak dan istrinya tepat di hari ulang tahun sang pria. Dua tahun lamanya kehidupan sang Pria dijalani memendam rasa trauma dan kesedihan. Hidupnya tidak lagi normal sampai walaupun sudah berkonsultasi dengan psikolog. Pertemuan tanpa sengaja dengan salah satu pelaku perampok dan pembunuh istri dan anaknya membuat hidupnya berarti kembali untuk membalas dendam dengan kejam.

Reza Rahadian sudah malang melintang menjadi seorang aktor papan atas di Indonesia. Sejak kemunculan perdana di film parodi horor bertajuk Film Horor, Reza Rahadian terhitung sudah bermain puluhan film, termasuk film pertama yang menduetkannya dengan Laura Basuki, 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta

Kini, 13 tahun kemudian duet keduanya dapat dinikmati kembali dalam film berjudul Berbalas Kejam. Disutradarai oleh salah satu sutradara langganan Reza, Teddy Soeriaatmadja yang juga bertindak sebagai penulis naskah, film ini berusaha memberikan suguhan film bergenre crime thriller dengan sentuhan action yang tidak asal menampilkan adegan pembunuhan brutal, tetapi mengedepankan studi karakter yang memiliki gangguan psikologis akibat kejadian traumatik.

Reza Rahadian (Habibie & Ainun, My Stupid Boss) menunjukkan kualitas akting kelas satu dalam memerankan Adam, sang karakter utama. Jangkauan akting yang luas ia pertontonkan sejak menit pertama seorang ayah dan suami bahagia untuk berkembang menuju karakter depressed penuh trauma dan penyesalan, hingga akhirnya punya tekad dan keberanian untuk membalaskan dendam. 

Reza adalah nyawa film ini. Kerjasamanya yang baik dengan arahan sutradara Teddy Soeriaatmadja (Lovely Man, Ruma Maida) plus chemistry apiknya baik dengan semua cast di film ini layak diberikan acungan dua jempol. Utamanya dengan Laura Basuki (Susi Susanti, Republik Twitter), yang peran kalem dan menenangkannya sebagai psikolog Amanda berhasil memberikan warna pada karakter Adam. Interaksi keduanya di sepanjang film betul-betul nyata layaknya dokter dan pasien lalu berkembang sedemikian rupa mengikuti alur plot yang sebenarnya klise, namun bisa sedemikian mengalirnya berkat chemistry kedua aktor peraih Piala Citra ini.

Perjalanan dua karakter utama di film ini memang mengarah klise, namun ada hal spesial di dalam naskah Teddy, yaitu bagaimana ia mengeksplorasi karakter Adam dengan rasa trauma dan penyesalannya. Bagaimana mempengaruhi gaya hidupnya, kondisi rumah atau pekerjaannya, hingga akhirnya ia terpaksa menuruti anjuran untuk bertemu psikolog. 

Momen-momen konsultasi Adam bersama Amanda juga menjadi ruang menarik bagi Teddy mempraktekkan ilmu psikologi yang ia pelajari (Teddy adalah sarjana psikologi – red). Saat Reza membuka kisahnya, menceritakan momen traumatik sebagai bagian dari usaha Amanda untuk memperbaiki kondisi mental Adam adalah sebuah suguhan langka dalam film Indonesia. Adegan ini menjadi sangat penting juga bagi sebuah negara yang baru-baru ini saja mengenal dan memahami tentang pentingnya kesehatan mental.

Tidak hanya piawai di momen-momen dramatik, momen action thriller juga digarap dengan mumpuni oleh sutradara kawakan ini. Tercatat ada empat momen action yang koreografinya disesuaikan dengan karakternya, alias tanpa adegan perkelahian layaknya film silat, tetapi adegan pertarungan yang dilakukan oleh orang awam. Serampangan, brutal, menggunakan berbagai benda di sekitar namun seru dan juga menegangkan. Kerja baik juga dilakukan oleh tim stunt man dan para aktor yang di beberapa bagian melakukan adegannya sendiri.

Ada sedikit kejanggalan pada naskah soal polisi yang terkesan lalai dan tidak peduli pada kasus perampokan keluarga Adam. Yoga Pratama (3 Doa 3 Cinta, Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak) sebagai polisi memang menampilkan karakter detektif ulung dengan insting tajam. Momen adu akting dengan Reza saat menginterogasi juga jadi salah satu bagian terbaik dalam film. Tetapi beberapa pernyataan yang Detektif Diaz lontarkan menggambarkan ketidakpedulian dan ketidakbecusan polisi di film ini. Hal ini sempat mengganggu penulis saat menonton, namun saat direnungkan lagi relevansinya dengan kehidupan nyata, sepertinya tidak berbeda jauh alias masih relate

Final Verdict

Berbalas Kejam bukanlah film revenge thriller biasa yang menampilkan adegan aksi balas dendam demi kepuasan penonton saja. Lebih dari itu, film ini adalah showcase kualitas akting kelas wahid sosok Reza Rahadian dalam memerankan karakter pelik penderita trauma dan penyesalan yang berada di simpang jalan untuk mengikhlaskan atau membalas dendam dengan kejam.

Brutal, pedih, mengharukan tapi juga melegakan, Berbalas Kejam sudah tayang lewat layanan streaming hanya di Prime Video.

Share