THE FIRST OMEN (2024) – KISAH ORIGINS BOCAH SETAN DAMIEN YANG LEBIH MENGERIKAN

Judul film horor terbaru The First Omen tidak jauh-jauh dari film horor legendaris The Omen karya Richard Donner (Superman, Lethal Weapon) yang fenomenal mengangkat kisah bocah iblis bernama Damien Thorne. Sejatinya, The Omen telah diremake di tahun 2006 dengan judul sama, namun film The First Omen secara spesifik menceritakan kisah sebelum terjadinya peristiwa di dalam film The Omen versi 1976.

Disutradarai oleh Arkasha Stevenson dan dibintangi Nell Tiger Free, Sonia Braga, Ralph Ineson, Maria Caballero, Bill Nighy dan Charles Dance, film The First Omen tayang di bioskop Indonesia mulai Rabu, 3 April 2024.

SINOPSIS

Di tahun 1971, Margaret Daino (Nell Tiger Free) mendapat rekomendasi dari Pastor Lawrence (Bill Nighy) untuk melanjutkan program pra-penahbisan sebagai biarawati di Roma, dalam sebuah gereja merangkap panti asuhan yang menampung anak-anak yatim piatu dari kehamilan di luar nikah.

Bersama teman sekamarnya Luz (Maria Caballero), program mengajar yang Margaret jalani awalnya berjalan lancar dalam pimpinan Suster Silva (Sonia Braga). Namun, sebuah rahasia besar melibatkan iblis mulai meneror Margaret, apalagi sebuah tindakan bunuh diri seorang suster di sekitar area gereja membuat Margaret bertanya-tanya apa yang terjadi di dalam gereja. Pertemuan Margaret dengan Pastor Brennan (Ralph Ineson) pun memulai sebuah penyelidikan untuk mengungkap rahasia besar dan konspirasi mengerikan yang dilakukan para pemimpin gereja tempat Margaret tinggal.

REVIEW

Pertama-tama disclaimer dari kami yang sudah lama tidak menyaksikan film The Omen versi 1976, sepanjang ingatan, The Omen dan The Exorcist adalah dua horor klasik legendaris yang masuk dalam daftar Film Horor Terbaik Sepanjang Masa versi penulis. Hal ini menyebabkan ekspektasi cukup besar sebelum menonton The First Omen ini.

Penunjukan sutradara muda Arkasha Stevenson yang terhitung pendatang baru sedikit menurunkan ekspektasi, apalagi tim penulis naskah yang terdiri dari Stevenson sendiri bersama rekan menulisnya di Vessels dan series Brand New Cherry Flavor Tim Smith dan penulis muda Keith Thomas (Disclosure, The Vigil) juga tidak mampu memberikan excitement lebih menantikan The First Omen.

Namun yang terjadi adalah The First Omen menjadi salah satu sajian horor yang mengerikan, atmosferik dan disturbing sekaligus. Kisah asal mula bocah iblis Damien dalam The Omen disusun ulang dalam bungkus horor dengan elemen reliji, gothic, creature feature, thriller dengan tambahan bumbu misteri dan drama konspirasi yang mengasyikkan untuk diikuti.
Durasi 2 jam film memang agak panjang untuk sebuah film horor, dan sebagai sutradara yang tergolong baru Stevenson memang banyak melakukan kesalahan minor terkait durasi dalam segi memadatkan adegan per adegan. Menurut hemat kami sekitar 20 menit durasi film bisa dikurangi dengan memotong adegan-adegan yang tidak perlu dipanjang-panjangkan. Contoh saat Margaret mengunjungi Pastor Brennan yang menggunakan adegan Margaret berjalan menyusuri gang dan mencari alamat, puluhan detik durasi bisa dipotong di adegan tersebut.

Walaupun begitu film terhitung sukses mengalirkan misterinya. Penonton dibuat bertanya-tanya soal masa lalu Margaret, rahasia apa yang dipelihara gereja, sosok anak panti misterius Carlita, serta isu soal munculnya tanda iblis di sekitar gereja. Apa motif gereja menutupi konspirasi? Kenapa Margaret diteror? Serta siapa sebenarnya Carlita akan terjawab tuntas di dalam film The First Omen ini dan tersambung secara mulus dengan The Omen (1976), sekaligus membuka jalan untuk film lanjutan dari The First Omen.

Dari sisi teknis, para kru film sangat handal membangun maupun mengakali latar belakang Roma di periode tahun 1971 sehingga tampak smooth dan believable. Kecermatan Stevenson dalam menciptakan atmosfer horor pun patut diberi acungan jempol. Sudut-sudut di beberapa tempat diberikan permainan cahaya yang gemilang.

Tim CGI dan efek visual pun layak diberi kredit lebih dalam menampilkan adegan-adegan ‘money shot’ yang berpotensi menjadi adegan ikonik dalam The First Omen ini. Pastikan anda menonton dengan mata melotot melihat adegan melahirkan, adegan tergencet mobil serta adegan bunuh diri yang digarap dengan sangat baik.

Dari sisi akting, sang lead female Nell Tiger Free (Broken, Settlers) membuktikan dirinya sebagai salah satu aktris muda berbakat di Hollywood kali ini. Keberaniannya beradu akting bersama para senior, Bill Nighy dan Sonia Braga layak diapresiasi. Sebuah adegan di depan gereja membuktikan olah tubuh sempurna dari seorang Nell Tiger Free. Para aktor lain seperti Sonia Braga, Ralph Ineson dan Maria Caballero juga layak diberikan pujian tinggi.

SUMARRY

The First Omen adalah film horor yang tepat ditonton rame-rame. Kisah horornya yang tidak kacangan dan berani menampilkan boroknya gereja dan konspirasinya yang menjadi bagian penting cerita. Menyeramkan, atmosferik dan disturbing adalah sensasi yang akan kalian dapatkan saat menonton film The First Omen.

Share