Disutradarai oleh Danny dan Michael Philippou, yang sebelumnya sukses dengan Talk To Me (2023), film ini mengusung hal-hal gaib seperti demonic ataupun satanisme yang mengerikan dan memberikan pengalaman horor yang tidak terlupakan.
Film ini dibintangi oleh Sally Hawkins, aktris peraih nominasi Academy Award, bersama Billy Barratt, Jonah Wren Phillips, dan Sora Wong.
SINOPSIS
Bring Her Back dibuka dengan kisah sepasang saudara kandung, Andy (Billy Barratt) dan Piper (Sora Wong), saat mereka menemukan jasad ayah mereka, tak bernyawa, di lantai kamar mandi. Dengan status yang berybah menjadi yatim piatu, Andy, yang belum berusia 18 tahun harus memohon kepada pekerja sosial yang menangani kasus mereka, Wendy (Sally-Anne Upton), agar ia bisa tinggal bersama adik perempuannya sampai dia dapat mengajukan hak asuh. Karena Piper yang tuna netra membutuhkan Andy sang kakak untuk membantunya menjelajahi dunia sebanyak yang dia bisa.
Menerima permintaan tersebut, Wendy menitipkan mereka dalam perawatan Laura seorang mantan pekerja sosial yang baru mengalami kematian tragis putrinya dan sekarang tinggal bersama putranya, yang bernama Oliver (Jonah Wren Phillips), yang kekurangan bicara dan memiliki perilaku aneh yang membuat Andy percaya ada sesuatu yang salah dengan ilusi rumah asuh mereka yang bahagia. Tak berapa lama kemudian, kejadian aneh mulai terjadi yang menyebabkan agenda tersembunyi Laura yang sebenarnya menjadi terlihat jelas, kini Piper dan Andy harus menemukan cara untuk melarikan diri.
REVIEW
Film dengan rating 21+ ini memiliki TW (Trigger Warning) jadi pastikan sebelum menonton kalian bijak dalam memilah informasi dan segala hal yang kalian lihat nanti di dalam filmnya. Film yang ditulis secara bersama-sama oleh Danny Philippou dan Bill Hinzman, Bring Her Back tidak kekurangan kejadian aneh untuk membuat penonton menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi. Ada elemen psikologis yang kuat sejak awal, saat penemuan mengerikan dan rahasia tersembunyi dalam film terungkap saat plot cerita menuju klimaks. Misalnya, begitu Andy pindah ke rumah Laura, dia mulai mengompol, kejadian canggung yang dia coba sembunyikan dengan membersihkan pakaian dan seprai segera setelah dia bangun.
Film yang berlatar di pinggiran kota Australia ini merupakan sejatinya merupakan mimpi buruk bagi penonton, dan juga di beberapa bagian di filmnya merupakan kekacauan dalam bentuk antara kenyataan atau halusinasi.
Berbeda dengan film Talk To Me yang meneror melalui cerita, film Bring Her Back sepertinya akan membuat penonton meninggalkan trauma dari shocking moment, hingga kondisi yang bikin kita tidak nyaman ketika menontonnya. Penulis sampai saat ini masih terus terbayang-bayang adegan-adegan “bangsat” yang ditampilkan di dalam film ini. Buat backstory-nya mungkin kalian akan bisa menyimpulkan sendiri dalam journey menonton filmnya.
Dibalik kengerian dan beberapa triggering scenes di filmnya, secara tak sadar kita juga dapat merasakan kesedihan. Baik dari karakter Laura dan Andy dengan penampilan luar biasa oleh para pemerannya. Dan secara perlahan tapi pasti filmnya akan mengungkap kenyataan di balik misterinya, sekaligus penonton dipertunjukkan ritual tak masuk akal dengan rencana besar yang sukar untuk dipercaya, yang menjauh dari keklisean upaca mistis khas sinema horor.
Meskipun cenderung lebih mengejutkan dan membahayakan anak secara supranatural daripada kohesi naratif, Bring Her Back cukup berhasil membuat penonton tercengang, dan ketegangannya tetap terjaga sepanjang film. Bring Her Back memang film yang mengejutkan, mengerikan, dan bikin traumatis tapi ternyata akhir filmnya menyedihkan. Salah satu film horor terbaik yang penulis tonton tahun ini.
Film Bring Her Back tayang di bioskop Indonesia mulai hari Jumat, 6 Juni 2025.
