Film horor Bayi Ajaib (1982) karya sutradara Tindra Rengat adalah salah satu film horor cult classic di Indonesia yang seringkali dibicarakan manakala para penggemar film Indonesia ditanya apa film horor paling seram atau spesifik pada adegan-adegan tertentu yang terpatri dalam benak mereka. Adegan bayi berkepala kakek-kakek, hantu tangan muncul dari lubang wc atau adegan debus yang berubah jadi mutilasi adalah beberapa contohnya.
Kini di awal tahun 2023, rumah produksi Falcon Pictures dengan bendera anyar yang spesifik di film bergenre horor, Falcon Black merilis film horor perdana mereka yang merupakan remake dari Bayi Ajaib dengan Rako Prijanto yang duduk di kursi sutradara. Dibintangi Vino G. Bastian, Adipati Dolken, Sara Fajira, Teuku Rifnu Wikana dan comeback-nya Dessy Ratnasari ke dunia film, Bayi Ajaib tayang di bioskop mulai 19 Januari 2023.
SINOPSIS
Masih mengambil plot cerita yang sama dengan versi terdahulu, film berpusat pada dua sosok pria, Kosim (Vino G. Bastian), orang yang terpandang di desa yang memiliki ambisi menjadi pemimpin serta Dorman (Adipati Dolken), seorang dukun yang memiliki ambisi menjadi kaya lewat pesugihan yang ia lakukan dengan menyembah iblis. Hidup keduanya bersinggungan manakala pesugihan yang dilakukan oleh Dorman mempengaruhi janin yang dikandung Sumi (Sara Fajira), istri Kosim, dan mengakibatkan roh iblis bersemayam di dalam tubuh Didi, bayi putra Kosim dan Sumi.
Sejak saat itu hidup sang bayi Didi (Rayhan Cornellis) kerap memakan korban hingga dewasa, korban-korban yang membuat Dorman semakin kaya, tetapi membuat hidup orang-orang di sekitar Dorman menderita. Ambisi Kosim menjadi kepala desa dan melawan calon kuat Soleh (Tengku Rifnu) pun membuka jalan bagi Dorman untuk mengajak Kosim mengikuti jalan Dorman dengan menyembah sang iblis, Albert Dominique.
Okultisme Di Tengah-Tengah Perebutan Kekuasaan
Film Bayi Ajaib klasik yang diproduksi lebih dari 40 tahun yang lalu memang sebuah horor legendaris yang meskipun tidak memiliki efek yang layak dibandingkan zaman sekarang, namun terasa relevan berkat plot ceritanya yang masih relate dengan kondisi sosial politik di era modern.
Kisah okultisme atau ilmu perdukunan demi mendapatkan kekayaan, jabatan dan kekuasaan tak lekang dimakan zaman sampai saat ini. Percaya tidak percaya, tradisi di Indonesia, terutamanya di daerah-daerah masih menjalani praktik-praktik okultisme. Penulis sendiri tinggal di wilayah kabupaten yang tiap ada proses pemilihan lurah lazim ditemukan praktik-praktik tersebut, seperti santet, kirim-mengirim banaspati, adu dukun, dll. Hal ini membuat Bayi Ajaib versi remake ini terasa dekat dengan penulis.
Naskah yang diadaptasi oleh Alim Sudio (Losmen Bu Broto, Miracle in Cell No. 7) terasa lebih solid dibanding versi jadulnya, sekuens demi sekuens berjalan dengan alur pasti, logis dengan motivasi kuat dari para karakternya. Kendati film sedikit kurang erat dalam membangun hubungan Dorman & Kosim, tetapi usaha Dorman yang terhalang rencana Soleh, membuat motivasi Dorman bersatu dengan ambisi Kosim terasa lebih kuat dibanding film klasiknya yang keteteran dalam menceritakan soal ini.
Film juga berjalan lebih gelap dan serius dibandingkan elemen komedi yang muncul saat menonton Bayi Ajaib klasik. Elemen komedi yang tidak sengaja muncul akibat kualitas akting pemain pendukung dan kualitas teknis produksi kuno tidak lagi ada di film baru ini. Semua aktor berakting baik dan kualitas teknis produksi sangat kekinian. Sebuah kerja yang baik dari sutradara Rako Prijanto (Teman Tapi Menikah, 3 Nafas Likas) di film horor perdananya.
Rako berhasil memaksimalkan kerja tim spesial efek dalam mendukung adegan-adegan horor di dalam film ini. Efek praktis bayi berkepala kakek dan wujud Didi kecil berkepala kakek terlihat mengerikan. Adegan-adegan ikonik debus dan tangan keluar dari lubang wc pun tetap ada dengan versi yang lebih ekstrim dan berdarah-darah. Satu hal positif lain dari naskah adalah penambahan karakter istri dan anak pak Soleh yang memiliki peran krusial dalam film Bayi Ajaib remake ini.
Beberapa kekurangan pada film penulis rasakan di salah satu adegan ikonik hamil di punggung yang kurang diekspos. Film juga terasa kelewat serius dan mengurangi elemen fun di film terdahulunya. Momen komedi yang dulu muncul di adegan sunat sama sekali tidak ada di film ini. Bukan sebuah hal buruk memang, karena intensi remake Bayi Ajaib ini memang horor yang seram dan menakuti penonton.
Summary
Bayi Ajaib versi terbaru ini adalah horor yang berhasil menyempurnakan film terdahulunya dengan plot cerita yang solid dan penambahan karakter yang krusial. Beberapa adegan ikonik dihadirkan kembali dengan teknik yang lebih kekinian dan tambahan cipratan darah yang melimpah. Dan tentu saja, sang bayi berkepala kakek yang legendaris kini muncul dengan wujud yang lebih menyeramkan.
Remake Bayi Ajaib tayang di bioskop 19 Januari 2023.
