THE BIG HIT (2020) – SENI UNTUK MENUNGGU

Seni memiliki pengaruh yang signifikan pada diri seseorang. Keterlibatannya dalam kegiatan seni, baik sebagai pelaku maupun sekedar penikmat, dapat meningkatkan suasana hati, emosi dan kondisi psikologis lainnya (Staricoff dkk, 2003).[1] Disadari atau tidak oleh Etienne, seorang aktor teater uzur yang sudah lama menganggur, aktivitasnya mengajar seni peran dan teater di sebuah penjara mampu mengubah nasib dan perilaku beberapa narapidana. Bahkan melambungkan nama mereka. Kegiatan yang paling tidak mewarnai waktu tunggu para tahanan tersebut.

Perilaku kasar mereka perlahan dapat dikendalikan. Mereka juga mampu bekerjasama demi menghadirkan pementasan yang menghibur. Ternyata penampilan lima tahanan yang berawal hanya sekedar mendongeng berkembang ke arah yang lebih serius. Mereka dituntut untuk menampilkan lakon teater yang sangat populer: Waiting for Godot yang ditulis oleh Samuel Beckett. Jadilah film “The Big Hit” karya sutradara Emmanuel Courcol ini mengikuti perjalanan mereka dalam menaklukan naskah legendaris tersebut dan sekaligus menjadi ajang bagi Etienne untuk meraih kejayaannya kembali di panggung teater. Kelompok tahanan ini semakin berwarna ketika Kamel ikut dalam pementasan. Kamel menyatakan kalau mementaskan naskah ini adalah impiannya. Namun banyak yang bilang tahanan yang satu ini manipulatif. Akankah Kamel berbuat ulah?

The Big Hit merupakan kisah perjuangan para tahanan dalam usaha penaklukan Waiting for Godot. Dengan keunikan masing-masing, mereka menghadirkan tawa dalam menghapal naskah, latihan gerak, berdiskusi, adu argumen hingga keindahan seni itu masuk ke jiwa mereka perlahan-lahan. Apalagi ketika waktu pementasan tiba. Ternyata semua tidak semudah apa yang direncanakan. Ada saja kendala dan itu membuat mereka melakukan improvisasi. Tapi hal itu malah membuat kisah Godot menjadi segar. Mereka pun tidak cukup hanya sekali pentas, tapi berlanjut dalam tur teater ke berbagai gedung bergengsi. Hingga pada satu titik, mereka tidak harus menunggu terus seperti halnya menunggu Godot datang. Mereka memutuskan menjalani keyakinan masing-masing. Etienne pun serasa ada dalam kondisi para muridnya tersebut, menunggu entah sampai kapan.

The Big Hit tidak cuma memberikan kita tawa dengan mengenal karakter-karakter unik dengan perilakunya masing-masing, tapi juga merenungi banyak hal melalui seni teater yang ditampilkan.

The Big Hit menjadi film penutup dalam perhelatan Europe on Screen tahun ini yang dilaksanakan dengan cara hybrid dari tanggal 16 sampai 30 Juni 2022. Pemutaran offline di berbagai pusat kebudayaan Eropa dan lokasi lainnya, sementara pemutaran online masih di platform Festival Scope.


[1] Staricoff, R. Et al. (2003). The Healing Environment: Without and Within. London: Royal College of Physicialns.

Share